Materipembelajaran, bisa mengambil contoh dari tari hasil kreasi penata tari pada festival tari daerah, ataupun dari negara di Asia, seperti Thailand, China, dan Kamboja. Thailand antara lain : tari itik, tari petani (panen padi), tari sri muan-sri nuan, dan tari nora. China tari tangan seribu, tangan naga, tari barongsai.
ArticlePDF Available Abstract and FiguresAbstrakPenelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa tentang keberhasilan pembelajaran eksplorasi gerak tari melalui metode stimulus respon. Objek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1. Yang menjadi dasar penggunaan metode ini adalah pertimbangan akan mampu meningkatkan kompetensi siswa dari hanya mengidentifikasi gerak tari menjadi memiliki kemampuan untuk mengeksplorasi gerakan tari melalui metode stimulus respon. Dengan menggunakan metode stimulus respon ini siswa dilatih menggunakan kemampuan kreatif dan inovatif yang ada dalam dirinya agar mampu mencapai tingkat produktif berupa melakukan eksplorasi dan menghasilkan gerakan tari. Tindakan dilakukan dalam dua siklus, yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan dan Refleksi. Hasil Observasi dan Refleksi pada siklus 1 mengindikasikan bahwa dua kelompok dari empat kelompok siswa telah mampu mengidentifikasi dan membandingkan gerak tari, sedangkan dua kelompok lainnya baru mampu mengidentifikasi gerak tari. Pada siklus II, hasil Observasi dan Refleksi menunjukkan terjadi peningkatan dalam penguasaan mempraktikkan dan menghasilkan gerak tari. Semua kelompok siswa telah mampu mengidentifikasi, membandingkan, mempraktikkan dan mengeksplor gerak tari Bahkan ada satu kelompok telah mampu menghasilkan gerak tari. Direkomendasikan dilakukan remedial untuk kelompok yang belum mampu menguasai kompetensi eksplorasi gerak tari. AbstractThis Classroom Action Research aims to improve the understanding of students' concepts about the success of dance movement learning through the stimulus response method. The object of this study is class XI IPS 1. The basis of the use of this method is the consideration that it will be able to improve student competencies from only identifying dance movements to having the ability to explore dance movements through the stimulus response method. By using this stimulus response method students are trained to use creative and innovative abilities that are within themselves to be able to achieve productive levels in the form of exploring and producing dance movements. The action is carried out in two cycles, each of which consists of four stages, namely Planning, Implementation, Observation and Reflection. Observation and Reflection Results in cycle 1 indicate that two groups of four groups of students have been able to identify and compare dance movements, while the other two groups have only been able to identify dance movements. In the second cycle, the results of observation and reflection showed an increase in mastery in practicing and producing dance moves. All groups of students have been able to identify, compare, practice and explore dance moves. Even one group has been able to produce dance moves. Remedials are recommended for groups that have not been able to master dance movement exploration competencies. Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Pedagogia Jurnal Ilmu Pendidikan 17 02 2019 158-166 edagogia Jurnal Ilmu Pendidikan Meningkatkan Pembelajaran Eksplorasi Gerak TariBagi Siswa Melalui Metode Stimulus Respon Henny Kusumawardhani SMA Negeri 1 Padalarang Kab. Bandung Barat hennykusumawardhani02 This Classroom Action Research aims to improve the understanding of students' concepts about the success of dance movement learning through the stimulus response method. The object of this study is class XI IPS 1. The basis of the use of this method is the consideration that it will be able to improve student competencies from only identifying dance movements to having the ability to explore dance movements through the stimulus response method. By using this stimulus response method students are trained to use creative and innovative abilities that are within themselves to be able to achieve productive levels in the form of exploring and producing dance movements. The action is carried out in two cycles, each of which consists of four stages, namely Planning, Implementation, Observation and Reflection. Observation and Reflection Results in cycle 1 indicate that two groups of four groups of students have been able to identify and compare dance movements, while the other two groups have only been able to identify dance movements. In the second cycle, the results of observation and reflection showed an increase in mastery in practicing and producing dance moves. All groups of students have been able to identify, compare, practice and explore dance moves. Even one group has been able to produce dance moves. Remedials are recommended for groups that have not been able to master dance movement exploration competencies. Keywords Dance Movement Exploration, Stimulus Response Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa tentang keberhasilan pembelajaran eksplorasi gerak tari melalui metode stimulus respon. Objek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1. Yang menjadi dasar penggunaan metode ini adalah pertimbangan akan mampu meningkatkan kompetensi siswa dari hanya mengidentifikasi gerak tari menjadi memiliki kemampuan untuk mengeksplorasi gerakan tari melalui metode stimulus respon. Dengan menggunakan metode stimulus respon ini siswa dilatih menggunakan kemampuan kreatif dan inovatif yang ada dalam dirinya agar mampu mencapai tingkat produktif berupa melakukan eksplorasi dan menghasilkan gerakan tari. Tindakan dilakukan dalam dua siklus, yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan dan Refleksi. Hasil Observasi dan Refleksi pada siklus 1 mengindikasikan bahwa dua kelompok dari empat kelompok siswa telah mampu mengidentifikasi dan membandingkan gerak tari, sedangkan dua kelompok lainnya baru mampu mengidentifikasi gerak tari. Pada siklus II, hasil Observasi dan Refleksi menunjukkan terjadi peningkatan dalam penguasaan mempraktikkan dan menghasilkan gerak tari. Semua kelompok siswa telah mampu mengidentifikasi, membandingkan, mempraktikkan dan mengeksplor gerak tari Bahkan ada satu kelompok telah mampu menghasilkan gerak tari. Direkomendasikan dilakukan remedial untuk kelompok yang belum mampu menguasai kompetensi eksplorasi gerak tari. Kata Kunci Eksplorasi Gerak Tari, Stimulus Respon Naskah Diterima Naskah Direvisi 2019-07-30 Naskah Disetujui 2019-10-07 Henny. Meningkatkan Pembelajaran Eksplorasi.... DOI 2579-7700 1693-5276 A. PENDAHULUAN Undang-undang 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajardan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinyauntuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kemudian dalam undang-undang tersebut bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumberbelajar pada suatu lingkungan belajar. Proses belajar mengajar merupakan interaksi atau hubungan timbal balik antara siswa dengan guru dan antara sesama siswa dalam proses pembelajaran Hendrilianti, 2015. Eksploratif lebih di tekankan kepada pendekatan pengajaran yang di lakukan oleh pengajar kepada peserta didik di dalam pembelajaran materi ajar Sudiasa, 2017. Pembelajaran disebut juga kegiatan instruksional, yaitu usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang belajar dengan perilaku tertentu dan dalam kondisi tertentu. Tari merupakan karya seni yang dimunculkan melalui keindahan gerak anggota-anggota badan manusia yang berirama dan berjiwa harmonis Destrinelli, 2017. Keterampilan gerak dasar tari merupakan proses belajar anak agar bisa konsentrasi, aktif, ekspresif dan kreatif melalui gerakan-gerakan secara simbolik. Pendidikan seni tari yang termasuk didalamnya gerak dan lagu diberikan kepada anak usia dini agar mempunyai kemampuan dasar yang mencakup persepsi, pengetahuan, apresiasi dan pemahaman. Kemampuan dasar tersebut, diharapkan dapat memberikan kemampuan mengekspresikan diri untuk menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan,dengan memadukan unsur logika,etika dan estetika. Selain hal tersebut pembelajaran seni tari juga ditujukan untuk menumbuhkembangkan kesadaran sikap menghargai, toleran, demokratis, beradab, dan hidup rukun dengan sesama Hartono, 2012. Tari pada anak usia dini disesuaikan dengan kemampuan gerak yang dapat dilakukan sesuai dengan fase perkembangan kinestetiknya psikomotornya. Standar kompetensi lulusan pembelajaran seni tari sebagai salah satu mata pelajaran seni budaya dan keterampilan di SMA adalah 1. Mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni tari dengan memperhatikan dinamika melalui berbagai ragam gerak tari daerah dan wajib dengan alat iringan alat musik sederhana daerah setempat. 2. Mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni tari dengan berbagai jenis etnis dan gabungan berbagai musik sebagai iringan, daerah, dan nusantara. 3. Mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni tari dengan gerak tari nusantara, daerah,dan nusantara dengan memainkan alat musik sederhana daerah setempat Yustisia 2007, hlm. 95-96. Menurut Anoraga 2000 menerangkan bahwa kemauan aktivitas dalam segala hal karena ada dorongan dalam pribadi seseorang itu sendiri sebagai hasil integrasi keseluruhan daripada kebutuhan pribadi sehingga motivasi siswa harus berorientasi kepada kemauan siswa itu sendiri dalam menghadapi masalah dirinya dalam proses belajar mengajar di kelas. Biggs dan Tefler dalam Dimyati 2006 mengungkapkan motivasi belajar siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau tiada nya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu prestasi belajar akan rendah. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar Hamdu dan Agustina, 2011. Pelaksanaan pembelajaran seni lebih khusus seni tari, di SMA pada umumnya masih menggunakan pendekatan subject-centered curriculum. Kompetensi seni tari yang akan dicapai belum jelas. Pembelajaran tentang eksplorasi gerak tari dalam Seni Budaya sering Pedagogia Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 17 2 2019 160 DOI 2579-7700 1693-5276 diberikan tetapi masih sebagian siswa belum banyak memahaminya. Permasalahan belajar bagi siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Padalarang Kab. Bandung Barat tampak saat pelajaran Seni Budaya diberikan, terutama tentang materi pembelajaran eksplorasi gerak tari. Tentu diperlukan sebuah kiat solusi agar permasalahan tersebut bisa teratasi dengan segera. Padahal pelajaran ini tidak sesulit yang dibayangkan namun kenyataannya masih ada yang sukar memahaminya. Disini guru berupaya untuk mencari jalan keluar agar permasalahan segera diatasi, dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas PTK berharap masalah pembelajaran eksplorasi gerak tari tuntas tepat pada waktunya. Oleh karena itu peneliti berharap dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas PTK di kelas XI IPS 1 ini agar masalah belajar tersebut di atas terselesaikan. B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pembelajaran Seni Tari Menurut Tim Abdi Guru 2007, hlm. 105 mengemukakan bahwa“seni tari gerak terangkai yang berirama sebagai ekspresi jiwa atau ekspresi manusia yang didalamnya terdapat unsur keindahan wiraga/tubuh, wirama/iranma, wirasa/penghayatan, dan wirupa/wujud. Tari dapat berfungsi sebagai sarana keagamaan, Sarana Pergaulandan Tontonan. Jenis-jenis tarian yang ada di Nusantara yaitu dibagi atas Tari Tradisional, Tari Kreasi Baru dan Tari Kontemporer. Pendidikan seni bertujuan 1 memperoleh pengalaman seni berupa pengalaman apresiasi seni dan pengalaman ekspresi seni, 2 memperoleh pengetahuan seni, misalnya teori seni, sejarah seni, kritik seni dan lain-lain Kusumastuti, 2014. Pendidikan seni sebagai mata pelajaran di sekolah karena pendidikan seni memilik isifat multilingual, multidimensional, dan multikultural Syakhruni, 2018. Paulette Cote 2006 menyatakan bahwa isi pendidikan tari harus diajarkan dan dipelajari melalui 3 komponen esensial, yaitu meliputi a. Membuat Tarian. Komponen ini terdiri dari mempelajari proses komplek tentang mengkreasi rangkaian tari. b. Menampilkan tarian. Komponen ini menekankan pada pengembangan, kehalusan perasaan, dan penguasaan. c. Mengapresiasi. Komponen ke-3 ini, diusulkan oleh Redfern, sebagai sesuatu yang paling menguntungkan pendidikan. 2. Metode Stimulus Respon Metode Stimulus Respon merupakan pembelajaran yang menginteraksikan antara stimulus dan respon. Stimulus adalah merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan atau hal-hal yang bisa diungkap melalui alat indra. Stimulus atau perangsang adalah situasi objektif, yang wujudnya dapat bermacam-macam. Respon adalah reaksi yang dimunculkan siswa ketika belajar yang berupa gerakan, tindakan dan lain-lain. a. Prinsip metode stimulus respon Apabila stimulus memberikan akibat yang positif atau memberi reward maka respon terhadap stimulus tersebut akan diulangi pada kesempatan lain dimana stimulus yang sama timbul. Respons siswa adalah bentuk perilaku yang dimunculkan setelah dilakukan perangsangan atau stimulus dari guru. Sebaliknya apabila respon memberikan akibat yang negatif, hubungan dengan stimulus respon tersebut akan dihindari pada kesempatan lain. b. Unsur-unsur metode stimulus respon 1 Saling berasosiasi kemungkinan masalah bisa diselesaikan dalam proses pembelajaran. 2 Membentuk satu ikatan sehingga menggambarkan suatu kemampuan. 3 Dibimbing, dibina dan dilatih secara kontinu dan secara efektif. c. Aturan metode stimulus respon 1 Perhatikan situasi siswa 2 Perhatikan respon yang diharapkan dari situasi tersebut 3 Ciptakan dengan sengaja antara stimulus dan respon bukan dipola dengan sendirinya. Henny. Meningkatkan Pembelajaran Eksplorasi.... DOI 2579-7700 1693-5276 4 Lihatlah situasi dan kondisi yang kondusif. 5 Buat hubungan yang baik antar siswa sehingga menghasilkan perbuatan nyata. 6 Arahkan kepada kehidupan sehari-hari. d. Fungsi stimulus respons 1 Pembangkitan Stimulus yang langsung memberikan suatu respons. Misalnya makanan yang disajikan langsung menimbulkan air liur orang yang melihatnya. 2 Disteriminasi Stimulus yang tidak langsung menimbulkan respons. Misalnya mendengar ada tukang siomay lewat belum ada respons tetapi setelah melihat penjual baru meresponnya. 3 Reinforcement Stimulus yang menimbulkan konsekuensi yang positif atau negatif pada terbentuknya respons. Misalnya A. Positif Seorang anak yang menolong orang lain kemudian mendapat pujian dan hadiah, maka ia cenderung untuk mengulangi lagi. B. Negatif Seorang anak yang gemuk dan selalu diejek oleh temannya, manakala ia berprestasi menjadi juara kelas tidak lagi diejek. Maka ia akan mengulangi lagi meningkatkan terus prestasinya. C. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 29 Januari 2018 dan Siklus II pada tanggal 5 Pebruari 2018 dan yang menjadi objek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 1. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK yang mengacu kepada Model PTK Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari empat kegiatan pokok, perencanaan planning, pelaksanaan action, pengamatan observation dan refleksi reflection. a. Rencana Planing Merupakan upaya mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Rencana PTK hendaknya cukup fleksibel untuk dapat diadaptasikan dengan pengaruh yang tidak dapat diduga dan kendala yang belumkelihatan. Rencana PTK hendaknya disusun berdasarkan kepada hasil pengamatan awalyang reflektif. b. Tindakan Acting Tindakan yang dimaksud di sini adalah tindakan yang dilakukan secara sadar danterkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana. c. Observasi Observing Observasi memilki fungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Observasi perlu direncanakan dan juga didasarkan dengan keterbukaan pandangan dan pikiran serta bersifat responsif. d. Refleksi Reflection Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis. D. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Data Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran 1, soal tes 1 dan dan tes 2 serta media pembelajaran yang mendukung. b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk Siklus I dilaksanakan pada minggu ke-4 bulan Januari 2018 di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Padalarang Kab. Bandung Barat dengan jumlah siswa 41 orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Pengamatan observasi dilaksanakan bersamaan Pedagogia Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 17 2 2019 162 DOI 2579-7700 1693-5276 75,49 81,54 65,85 0102030405060708090100Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pencapaian KKMdengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada kegiatan akhir pembelajaran siswa diberi tes 1 dan tes 2 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar yang sudah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes 1 dan tes 2. c. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I Siklus 1 terdiri dari 2 pertemuan dengan alokasi waktu per pertemuan sebanyak 2 jam pelajaran 2 x 45 menit. Penjabaran hasil tindakan Siklus I pertemuan pertama dan kedua secara lengkap dideskripsikan sebagai berikut. Berdasarkan hasil penilaian memperlihatkan bahwa tingkatan pencapaian hasil belajar selama diadakan pembelajaran dengan metode stimulus respon melalui soal jawaban Siklus I belum menunjukkan hasil yang maksimal. Data secara parsial memperlihatkan adanya peningkatan hasil belajar data pertemuan pertama sampai kedua sebesar 6,05 poin dari nilai terendah kelas 75,49 menjadi 81,54. Namun setelah dianalisa secara kumulatif nilai rerata Siklus I dari pertemuan pertama dan kedua yakni nilai tertinggi 85, nilai terendah 70, nilai rerata kelas sebesar 78,51 dan pencapaian KKM 75 sebanyak 27 orang 65,85 % dari jumlah siswa keseluruhan sebanyak 41 orang. Walau demikian secara kumulatif hasil belajar siswa belum sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian tetapi setidaknya metode stimulus respon melalui soal jawaban memiliki pengaruh yang baik pada hasil belajar siswa dilihat secara perorangan. Singkatnya hasil belajar Siklus 1 belum sesuai dengan indikator penelitian sebesar 85 %. Siswa mencapai KKM sebesar 75 yakni hanya mencapai 65,85% sebagaimana tersaji dalam Diagram berikut ini Gambar 1 Pencapaian Indikator Penelitian Siklus I Belum tercapainya indikator keberhasilan pembelajaran tentunya terkait dengan beberapa kelemahan yang ada selama kegiatan pembelajaran Siklus I pertemuan pertama dan kedua berlangsung. Temuan lain dalam Siklus I Henny. Meningkatkan Pembelajaran Eksplorasi.... DOI 2579-7700 1693-5276 sebagaimana diungkapkan oleh observer yakni a. Kondisi siswa yang tidak konsentrasi dan selalu mengganggu temannya. b. Siswa masih terlihat belum memahami dengan tuntas pembelajaran eksplorasi gerak tari dengan menggunakan metode stimulus respon. Dari uraian tersebut di atas, masih belum optimal pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan pembelajaran dengan metode stimulus respon pada Siklus II. Peneliti dalam hal ini memberikan refleksi atas kelemahan yang dimiliki selama kegiatan pembelajaran Siklus 1 guna diterapkan selanjutnya seperti diuraikan berikut ini. a. Peneliti berupaya 1 memberi motivasi baik secara verbal maupun non verbal bagi siswa yang belum memahami materi, 2 mengadakan pengawasan agar siswa fokus dengan tugas dalam kelompok yang sedang dibahas. b. Meningkatkan pemahaman yang sangat baik tentang Seni Budaya, peneliti terus memberikan motivasi agar siswa serius dalam meningkatkan melaksanakan tugas dalam kelompok dengan pembelajaran eksplorasi gerak tari. 2. Analisis Data Siklus II a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran 2, soal tes 3 dan soal tes 4 serta media pembelajaran yang mendukung. b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk Siklus II dilaksanakan pada minggu ke-4 bulan Januari 2018 di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Padalarang Kab. Bandung Barat dengan jumlah siswa 41 orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada kegiatan akhir pembelajaran siswa diberi tes 3 dan tes 4 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar yang sudah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes 3 dan tes 4. c. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II Siklus II dilaksanakan selama 2 pertemuan dengan alokasi waktu per pertemuan sebanyak 2 jam pelajaran 2 x 45 menit . Gambaran hasil tindakan Siklus II yang terdiri dari pertemuan ketiga dan keempat dapat dijelaskan sebagai berikut. Berdasarkan hasil penilaian dapat dipaparkan bahwa tingkat pencapaian hasil belajar selama pembelajaran dengan menggunakan metode stimulus respon Siklus II tergolong sangat baik, memperlihatkan adanya peningkatan hasil belajar dari pertemuan ketiga dan keempat sebesar 7,80 poin dari nilai rerata kelas 86,22 menjadi 94,02. Sementara hasil analisa secara kumulatif nilai rerata Siklus II dari pertemuan ketiga dan keempat yakni nilai tertinggi 95 nilai terendah 85, nilai rerata kelas sebesar 90,12 dan pencapaian KKM 75 sebanyak 41 orang 100% dari jumlah siswa keseluruhan sebanyak 41 orang. Data ini memperlihatkan bahwa indikator keberhasilan penelitian telah tercapai mastery learning dan sesuai dengan indikator keberhasilan pembelajaran yang telah ditetapkan. Penjelasan di atas tersebut memperlihatkan bahwa hasil belajar Siklus II mencapai 100% atau dapat dikatakan bahwa indikator penelitian sebesar 85% siswa memperoleh KKM sebesar 75 tercapai sebagaimana tersaji dalam Diagram C 2 sebagai berikut. Pedagogia Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 17 2 2019 164 DOI 2579-7700 1693-5276 86,22 94,02 100 0102030405060708090100Pertemuan 3 Pertemuan 4 Pencapaian KKMGambar 2 Pencapaian Indikator Penelitian Siklus II Tercapainya indikator keberhasilan pembelajaran tidak lepas dari upaya yang telah dilakukan oleh guru dalam pembelajaran Siklus II. Adapun dua refleksi yang diambil dari akhir pembelajaran Siklus I dan selanjutnya pada Siklus II guna memperbaiki kegiatan pembelajaran adalah 1 Guru mengklasifikasikan siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Padalarang Kab. Bandung Barat berdasarkan tingkat intelegensi yang selanjutnya diterapkan dalam pembelajaran yakni setiap anggota kelompok terdiri dari 65,85 % siswa dengan predikat di atas rata-rata dan sisanya 34,15 % berada di bawah rata-rata. 2 Peneliti menambah pembelajaran Seni Budaya melalui tugas kelompok di sekolah guna memberikan pemahaman yang mendalam tentang materi yang diajarkan. Hasil ini sebenarnya belum mencapai tingkat kesempurnaan dalam pembelajaran. Meskipun demikian peneliti memutuskan untuk menghentikan tindakan pada Siklus II dikarenakan keterbatasan waktu dan supaya tidak mengganggu kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 1 Padalarang Kab. Bandung Barat. d. Deskripsi Peningkatan Hasil Tindakan Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa proses pembelajaran menggunakan metode stimulus respon mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Hasil observasi dan refleksi memperlihatkan bahwa kegiatan pembelajaran dengan metode stimulus respon yang telah dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Padalarang Kab. Bandung Barat memperlihatkan adanya peningkatan pada a. Nilai rerata kelas dari Siklus I sebesar 78,51 menjadi 90,12 pada Siklus II atau terjadi peningkatan nilai rerata kelas sebanyak 11,41 poin dari skala penilaian 0-100. b. Pencapaian nilai KKM sebanyak 34,15% yakni dari 68,35% pada Siklus I menjadi 100% pada Siklus II. Singkatnya terdapat KKM dari Siklus I, dan II seperti tersaji dalam Diagram 3 berikut ini. Henny. Meningkatkan Pembelajaran Eksplorasi.... DOI 2579-7700 1693-5276 65,85 100 0102030405060708090100Siklus I Siklus IIGambar 3 Pencapaian KKM E. KESIMPULAN Keberhasilan dalam meningkatkan pembelajaran eksplorasi gerak tari pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Padalarang Kab. Bandung Barat melalui metode stimulus respon sangat menyenangkan gurunya karena telah mampu memperbaiki kesulitan belajar siswanya yang selalu mengalami kesulitan dari materi Seni Budaya. Penelitian Tindakan Kelas PTK ini ternyata efektif hasilnya dimana mampu menuntaskan permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa selama ini. Keberhasilan PTK ini dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi siswa kelas XI IPS 1 ini bisa dilihat di setiap siklus yang ada di dalam PTK ini yaitu ada dua Siklus. Siklus I siswa mendapat 65,85 % meningkat menjadi 100 % di Siklus II. DAFTAR PUSTAKA Anoraga, P., & Widiyanti, N. 2000. Psikologi dalam perusahaan PT. Rineka Cipta Jakarta. Cote, P. 2006. The power of dance in society and education Lessons learned from tradition and innovation. Journal of Physical Education, Recreation & Dance, 775, 24-46. Destrinelli. 2017. Pengembangan Model Pembelajaran Seni Tari untuk Pendidikan Guru Sekolah Dasar Analisis terhadap Kemampuan Praktek Menari Mahasiswa Pgsd Fkip Universitas Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 171, 42-58. Dimyati, M. 2006. Learning and Learning. Jakarta, Rineka Cipta. Guru, T. A. 2007. Seni Budaya SMP Kelas VII. Demak Erlangga. Hamdu, G., & Agustina, L. 2011. Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar IPA di sekolah dasar. Jurnal penelitian pendidikan, 121, 90-96. Hartono. 2012. Pembelajaran Tari Anak Usia Dini. Semarang Unnes Press Hendrilianti, Y. 2015. Model Pembelajaran Tari Kreatif Melalui Pengembangan Bisindo Pada Siswa Tuna Rungu Di Smplb-B Budi Nurani Kota Sukabumi. Jurnal Penelitian Pendidikan, 152. Pedagogia Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 17 2 2019 166 DOI 2579-7700 1693-5276 Kusumastuti, E. 2014, Penerapan Model Pembelajaran Seni Tari Terpadu Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal mimbar sekolah dasar. 11, 7-15. Sudiasa, I. B. K. 2017. Internasionalisasi Pelatihan Tari dan Musik Tradisi Melalui Metode Eksploratif Kinsetetik Di LFJ. Louis Charles Damais Jakarta Selatan. Pengabdian Pada Masyarakat. Sarwahita, 1401, 61-74. Syakhruni, S. 2018, July. PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS SENI BUDAYA BAGI SISWA SMA DI MAKASSAR. In Prosiding Seminar Nasional Dies Natalis UNM Ke 57, pp. 371-382. Badan Penerbit UNM. Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Jakarta Depdiknas. Yustisia, P., & Yustisia, T. P. 2007. Panduan penyusunan KTSP lengkap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD SMP dan SMA. Tim Pustaka Yustisia, Pustaka Yustisia. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication. Eny Eny KusumastutiThe learning model is a fusion of dance integrated approach to free expression, discipline and multicultural. The problem is how to form and execution of an integrated model of learning the art of dance in elementary school students. The purpose of this study was to determine and implement an integrated model of learning in elementary school students. This study uses the approach of Research and Development R & D, engineering data collection through observation, interviews, and documentation, as well as the validity of the data using triangulation of data analysis process includes three grooves activities as a system, namely data reduction, data presentation, and conclusion. The results showed that the integrated model of learning dance implemented through three stages 1 disciplinary approaches, 2 using a multicultural approach that includes process flow that is penengenalan appreciation, understanding, appreciation and evaluation, 3 approach in which free expression using creation method which ideas and concepts, plugging into a new motion products. Advice, elementary school teachers should use the integrated arts learning model that students have the experience to appreciate and be creative. Keywords integrated learning model, free expression, discipline, CôtéTraditionally, concepts such as art appreciation, student-centered learning, and holistic wellness have often been at odds with educational priorities on selected school subjects and teacher-centered learning. Education reform around the world has triggered shifts from traditional to innovative practices in education. This article addresses the link between society and dance education, and how each may act as an agent of change on the other. Keeping in mind that there may be positive and negative aspects in both tradition and innovation, key concepts in dance education teacher-training programs are examined. Finally, recommendations to honor students' artistic achievements and maximize dance appreciation for life are dalam perusahaan PTP AnoragaN WidiyantiAnoraga, P., & Widiyanti, N. 2000. Psikologi dalam perusahaan PT. Rineka Cipta Model Pembelajaran Seni Tari untuk Pendidikan Guru Sekolah Dasar Analisis terhadap Kemampuan Praktek Menari Mahasiswa Pgsd Fkip Universitas JambiDestrinelliDestrinelli. 2017. Pengembangan Model Pembelajaran Seni Tari untuk Pendidikan Guru Sekolah Dasar Analisis terhadap Kemampuan Praktek Menari Mahasiswa Pgsd Fkip Universitas Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 171, DimyatiDimyati, M. 2006. Learning and Learning. Jakarta, Rineka motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar IPA di sekolah dasarG HamduL AgustinaHamdu, G., & Agustina, L. 2011. Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar IPA di sekolah dasar. Jurnal penelitian pendidikan, 121, Pembelajaran Tari Kreatif Melalui Pengembangan Bisindo Pada Siswa TunaHartono. 2012. Pembelajaran Tari Anak Usia Dini. Semarang Unnes Press Hendrilianti, Y. 2015. Model Pembelajaran Tari Kreatif Melalui Pengembangan Bisindo Pada Siswa Tuna Rungu Di Smplb-B Budi Nurani Kota Sukabumi. Jurnal Penelitian Pendidikan, 152.Internasionalisasi Pelatihan Tari danI B K SudiasaSudiasa, I. B. K. 2017. Internasionalisasi Pelatihan Tari dan Musik Tradisi Melalui Metode Eksploratif Kinsetetik Di LFJ. Louis Charles Damais Jakarta Selatan. Pengabdian Pada Masyarakat. Sarwahita, 1401, Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasionalDepdiknasDepdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Jakarta penyusunan KTSP lengkap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD SMP dan SMAP YustisiaT P YustisiaYustisia, P., & Yustisia, T. P. 2007. Panduan penyusunan KTSP lengkap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD SMP dan SMA. Tim Pustaka Yustisia, Pustaka Yustisia. Pendekatankreasi ini berangkat dari hasil apresiasi. Melalui apresiasi yang baik, akhirnya akan tumbuh ide dan konsep. Apresiasi terhadap tari Manca Negara sebagaimana yang digunakan sebagai bahan ajar dilembaga akan menunbuhkan ide baru berkait tari kreasi yang masing-masing peserta didik bisa tumbuh ide yang berbeda-beda.
PEMBELAJARAN SENI TARI MENGGUNAKAN PENDEKATAN APRESIASI DAN KREASI Abstract Permasalahan yang diangkat dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah, para guru Sekolah Menegah Pertama kabupaten Semarang belum memberikan pelajaran seni budaya tari menggunakan pendekatan apresiasi dan kreasi untuk menuju tercapainya pendidikan yang diinginkan di sekolah umum. Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah ingin mengenalkan bagaimana menerapkan metode pembelajaran seni budaya tari menggunakan pendekatan apresiasi dan kreasi itu. Kegiatan dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan pembelajaran seni budaya tari menggunakan pendekatan apresiasi dan kreasi. Metode pembelajaran dilaksanakan menggunakan ceramah, tanya jawab, demonstrasi, latihan, dan drill. Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat dikemukakan, dapat dipahaminya pembelajaran pendidikan seni budaya tari oleh para guru menggunakan pendekatan apresiasi dan kreasi. Langkah pembelajaran apresiasi melalui empat tahapan utama, yakni pengenalan awal atau deskripsi, pemahaman, interpretasi atau penghayatan, dan evaluasi atau penilaian. Langkah kreativitas telah dipahami sebagai pengembangan apresiasi dalam bentuk karya tari. Prosesnya berangkat dari adanya ide, memunculkan konsep, penuangan ide dan konsep dalam bentuk gerak, meramu gerak dalam bentuk tarian utuh, dan terwujudnya produk karya tari baru. Keywords apresiasi, kreasi, pembelajaran, seni tari.

Perbanyakmelakukan pengamatan pada penampilan tari supaya dapat menemukan keunikan, kekhasan, serta maknanya. 2. Apresiasi Keunikan Gerak Tari Nusantara. Sebagai langkah apresiasi seni tari Nusantara bisa diwujudkan dengan memahami keunikan gerak tari Nusantara.

– Kumpulan Soal dan Kunci jawaban PPPK untuk guru seni budaya jenjang SMP dan SMA/SMK. Sahabat Pendidikan, berlatih mengerjakan soal-soal persiapan PPPK merupakan hal yang sangat positif untuk dilakukan oleh calon pendaftar ASN PPPK sebab dengan semakin banyak belajar maka akan semakin besar pula persiapan dan pengetahuan yang akan kita dapatkan untuk menghadapi seleksi PPPK nantinya. Melalui blog Pendidikan ini saya telah banyak sekali membagikan contoh-contoh soal latihan PPPK untuk guru mulai dari jenjang SD, jenjang SMP hingga jenjang SMA/SMK yang tentunya saya bagikan sebagai bentuk sharing dan berbagi kepada para guru yang akan bersiap mendaftar PPPK sehingga bisa memiliki referensi pembelajaran untuk bisa digunakan sebagai bahan pembelajaran mandiri. Pada kesempatan kali ini saya akan membagikan soal latihan PPPK seni budaya yang berjumlah 50 soal dan di setiap soal yang di sajikan semuanya telah di sediakan dengan kunci jawabannya. Untuk kunci jawabannya anda dapat melihatnya pada bagian soal yang tersedia. Sebagai informasi bahwa khusus untuk soal latihan PPPK seni budaya ini terdapat 2 aspek soal yang di sediakan yaitu soal aspek seni tari dan soal asepek seni music. Dari kedua jenis soal yang telah saya sebutkan diatas semuanya sudah di sediakan kunci jawabannya. Untuk soal seni tari jumlah soalnya yaitu ada 20 soal lengkap dengan jawaban sedangkan untuk soal seni music jumlah soalnya yaitu 30 soal lengkap dengan jawabannya sehingga jumlah total keseluruhan soal yang tersedia pada postingan ini ialah 50 soal. Bagi anda yang merupakan guru yang selama ini mengajar mata pelajaran seni budaya di jenjang SMP maupun SMA dan akan mendaftar PPPK tahun ini serta ingin berlatih mengerjakan soal-soal latihan PPPK seni budaya maka anda bisa memanfaatkan postingan ini sebagai bahan untuk belajar mengerjakan soal latihan PPPK sebagai bentuk persiapan sebelum menghadapi seleksi PPPK di kemudian hari. Semua soal yang di sajikan disini ialah soal dalam bentuk pilihan ganda jadi untuk bisa mengerjakannya maka anda harus memilih salah satu jawaban yang menurut anda merupakan jawaban yang paling tepat. Untuk memudahkan anda dalam berlatih mengerjakan soal latihan PPPK seni budaya ini maka anda bisa mencocokkan jawaban yang telah anda pilih dengan kunci jawaban yang ada pada akhir soal. Baiklah untuk lebih jelasnya bagi anda yang ingin berlatih mengerjakan soal-soal latihan PPPK untuk guru seni budaya SMP dan SMA/SMK maka berikut ini soal-soal serta kunci jawabannya SOAL-SOAL SENI TARI 1. Tari yang memiliki pola garapan sederhana adalah a. Tari Klasik/Istana b. Tari Modern c. Tari Rakyat d. Tari Kreasi Baru 2. Menirukan gerak binatang dan dilakukan sebelum perburuan sebagai tarian upacara dari suku tertentu termasuk kedalam jenis tari a. Tari Primitif b. Tari rakyat c. Tari Kreasi Baru d. tari Klasik/Istana 3. Social Dance lebih mengutamakan a. Partisipasi dan komunikasi dari masyarakat dengan tarian b. Pola garapan dan mengikuti aturan secara turun temurun c. Ekspresi dan spektakuler penggarapan d. Ritual dan upacara 4. Mengamati suatu karya tari secara mendalam sampai kepada isinya serta memberikan penilaian atau penghargaan terhadap karya tersebut, disebut juga dengan a. Konsepsi b. Ekspresi c. Apresiasi d. Imajinasi 5. Mengkombinasi ide, membuat motif gerak baru, menemukan gerak sesuai dengan tema tari merupakan beberapa kegiatan hasil apresiasi. Pada tahap apakah kegiatan ini ditemukan a. Pengetahuan b. Analisa c. Persepsi d. Produksi 6. Hasil apresiasi tari dapat menghasilkan a. Sesuatu produk yang inovatif dan kreatif. b. Mendapatkan pengalaman, wawasan dan kekaguman terhadap karya seni tari c. Menimbulkan rasa percaya diri dan status sosial yang tinggi karena dapat menilai karya seni tari d. Kebosanan, kejenuhan dan ketidaktertarikan terhadap karya seni tari 7. Metode pendekatan apresiasi terdiri dari a. Aplikatif, Imitatif, Representatif b. Aplikatif, Representatif, Problematik c. Aplikatif, Kesejarahan, Problematik d. Aplikatif, Kesejarahan, Representatif 8. Pendekatan problematik mengapresiasi tari dengan cara a. Melakukan sendiri macam-macam kegiatan seni b. Mencipta sendiri macam-macam kegiatan seni c. Memahami permasalahan di dalam seni d. Mencermati isi dalam karya seni 9. Gerak pribadi dapat diciptakan seseorang melalui a. Eksplorasi dan imitasi b. Eksplorasi dan improvisasi c. Imitasi dan Improvisasi d. Eksplorasi dan Eliminasi 10. Desain lantai floor dalam komposisi tari disebut juga … a. Pola gerak b. Dramatik c. Pola lantai d. Desain gerak 11. Dramatik dalam tari dapat diungkapkan melalui a. Tema b. Busana c. Pola lantai d. Rias 12. Gerak-gerak yang dihasilkan pada saat seorang penata tari bereksplorasi, selanjutnya dipilih dan dirangkai. Kegiatan merangkai gerak tersebut dalam komposisi tari disebut juga a. Improvisasi b. Forming c. Imajinasi d. Spontanitas 13. Proses penciptaan tari dimulai dari..... a. Eksplorasi, kreativitas, apresiasi b. Improvisasi,apresiasi, kreativitas c. Eksplorasi, improvisasi, forming d. Kreativitas, forming, apresiasi 14. Selain judul dan tema, hal-hal pokok yang ditulis dalam konsep garapan adalah sebagai berikut, kecuali …… a. Tipe tari dan mode tari c. tata rias dan busana d. Bentuk tari dan tata teknik pentas d. Hitungan dan ragam gerak 15. Dalam pemakaian rias dan busana sebaiknya adalah a. Tidak mengganggu gerak penari b. Harus gemerlap c. Kelihatan mewah d. Kelihatan cantik 16. Procenium adalah tata pentas panggung yang bisanya terdapat di a. Gedung aula sekolah b. Ruang kelas c. Gedung pertunjukan d. Arena Terbuka 17. Pengklasifikasian organisasi seni pertunjukan untuk kepentingan manajemen dapat dilihat dari aspek... a. Tujuan manajemen b. Fungsional manajemen c. Efektivitas manajemen d. Karakteristik manajemen 18. Organisasi seni pertunjukan berkeinginan agar karya seni yang dihasilkan juga dinikmati oleh masyarakat, maka perlu diperhatikan …… a. kebutuhaan dan minat masyarakat b. tingkat apresiasi dan minat masyarakat c. kebutuhan dan tingkat apresiasi d. tingkat apresiasi dan daya beli masyarakat 19. Faktor-faktor yang akan mempengaruhi kondisi dan perkembangan seni pertunjukan yang kemudian berpengaruh pada kondisi dan perkembangan organisasi seni pertunjukan adalah faktor ………. a. penyelenggara, penonton dan materi karya seni b. penonton, sponsor, organisasi seni pertunjukan c. faktor sosial masyarakat, dan perkembangan teknologi. d. Semua benar 20. Karya seni yang dipergelarkan dapat memberikan nilai[1]nilai ajaran atau pendidikan kepada warga masyarakat yang menontonnya merupakan fungsi……….. a. prestasi b. apresiasi c. edukasi d. rekreasi KUNCI JAWABAN SOAL SENI TARI NO JAWABAN NO JAWABAN 1 C 11 A 2 A 12 B 3 A 13 C 4 C 14 D 5 D 15 A 6 A 16 C 7 C 17 A 8 C 18 B 9 B 19 C 10 C 20 C SOAL SENI MUSIK 1. Nama garis tegak lurus hanya 1 dalam notasi balok adalah a. Garis Birama b. Garis Penutup c. Garis Ulang d. Garis Awal 2. Dalam notasi balok, untuk meletakkan not-not balok dipergunakan a. Sukat b. Bar c. Paranada d. Pugar 3. Dalam vokal untuk anak-anak mempunyai wilayah suara a. c’ – d” b. c – d c. a – d” d. a’ – d” 4. Salah satu tehnik pernafasan dalam vokal yang paling baik dipergunakan adalah a. dada b. perut c. diagframa d. Falset 5. Unsur-unsur dalam Seni Musik ada 4 macam, salah satu diantaranya adalah a. Metronom Maeezel b. Bright c. Melodi d. Interval 6. Untuk membawakan lagu agar makin lama makin cepat dipergunakan tanda tempo a. Rittardando b. Accelerando c. Crescendo d. Decrescendo 7. Salah satu diantara nama-nama ini bukan Tanda Dinamik dalam musik, a. piano b. forte c. Andante d. Mezzopiano 8. Dalam Seni Musik kita mengenal ada beberapa Tanda Kromatik, untuk menaikkan ½ Nada dipergunakan tanda a. palang b. mol c. pugar d. Desimal 9. Bila sebuah lagu bertanda birama 4 ketuk, nilai nada 2 . . 0 adalah a. 1 ketukan b. 2 ketukan c. 3 ketukan d. 4 ketukan 10. Nama not pada spasi ke 2 notasi balok berkunci G adalah a. a’ b. A c. a d. a” 11. Tinggi rendahnya sebuah bunyi dibunyikan disebut a. Irama c. Melodi d. Bentuk/Struktur 12. Mata pelajaran seni rupa,seni musik, seni tari dan seni teater tercakup dalam pelajaran a. Seni Budaya b. Kebudayaan c. Filsafat d. Sosiologi 13. Dalam mengajar matapelajaran Seni Budaya, pembelajaran yang sangat sesuai adalah Kognitif Terpadu c. Pembelajaran Motorik d. Pembelajaran Problem Solving 14. Model Pembelajaran Seni Budaya yang sesuai dengan KTSP selalu harus menentukan a. Tema b. Unsur Tari c. Unsur musik d. Unsur Rupa. 15. Dalam 4 unsur seni musik, salah satu diantaranya adalah a. Pulsa – Durasi b. Attack – Relase c. Harmoni – Bentuk/Struktur d. Duol – Triol 16. Marcia termasuk tanda musik a. Tempo b. Harmoni c. Dinamik d. Motif 17. Panjang pendeknya bunyi yang dibunyikan disebut a. Irama b. Harmoni c. Melodi d. Motif 18. Dalam bernyanyi pernafasan yang sebaiknya jangan digunakan sebaiknya pernafasan a. Dada b. Perut c. Diafragma d. Mulut 19. Suara manusia dihasilkan dari ............ yang bergetar karena udara. a. Tenggorokan b. Pita Suara c. Kepala d. Rongga Mulut 20. Melalui bernyanyi seorang anak dapat memiliki a. penghasilan b. kesibukan sehari-hari c. Percaya Diri d. Terkenal 21. Unsur-unsur dalam Seni Musik ada 4 macam, salah satu diantaranya adalah a. Metronom Maeezel b. Bright c. Irama d. Interval 22. Salah satu yang bukan tehnik pernafasan dalam vokal adalah a. dada b. perut c. diagframa d. falset 23. Dalam vokal untuk Sopran/Wanita tinggi mempunyai wilayah suara a. c’ – a” b. c – a c. a – d” d. a’ – d” 24. Dalam notasi balok, untuk mengetahui lagu/musik berapa ketukan dipergunakan a. Tanda Sukat b. Bar c. Paranada d. Tanda Pugar 25. Nama 2 duagaris tegak lurus dalam notasi balok adalah a. Garis Birama b. Garis Penutup c. Garis Ulang d. Garis Awal 26. Nama not pada garis ke 2 notasi balok berkunci G adalah a. g’ b. G c. g d. g” 27. Bila sebuah lagu bertanda birama 4 ketuk, nilai nada 2 000 adalah a. 1 ketukan b. 2 ketukan c. 3 ketukan d. 4 ketukan 28. Dalam Seni Musik kita mengenal ada beberapa Tanda Kromatik, untuk menurunkan ½ Nada dipergunakan tanda a. palang b. mol c. pugar d. desimal 29. Salah satu diantara nama-nama ini adalah Tanda tempo dalam musik, a. piano b. forte c. andante d. Mezzopiano 30. Untuk membawakan lagu agar makin lama makin lambat dipergunakan tanda tempo a. Rittardando b. Accelerando c. Crescendo d. Decrescendo KUNCI JAWABAN SOAL SENI MUSIK NO JAWABAN NO JAWABAN NO JAWABAN 1 A 11 C 21 A 2 C 12 A 22 B 3 A 13 B 23 A 4 C 14 C 24 B 5 C 15 A 25 C 6 B 16 A 26 A 7 C 17 B 27 D 8 A 18 C 28 D 9 C 19 C 29 A 10 A 20 A 30 A ==> 30 SOAL DAN JAWABAN PPPK SENI BUDAYA SELANJUTNYA DISINI Demikianlah soal-soal latihan PPPK untuk mata pelajaran seni budaya jenjang SMP dan SMA/SMK yang bisa saya bagikan melalui artikel ini, semoga kumpulan soal PPPK seni budaya yang telah di lengkapi dengan kunci jawaban tersebut dapat menjadi bahan pembelajaran mandiri bagi para calon peserta PPPK. Sekian dan Semoga bermanfaat buat para calon guru ASN PPPK. Hasilapresiasi tari dapat menghasilkan : a. Sesuatu produk yang inovatif dan kreatif. b. Mendapatkan pengalaman, wawasan dan kekaguman terhadap karya seni (tari) c. Menimbulkan rasa percaya diri dan status sosial yang tinggi karena dapat menilai karya seni (tari) d. Kebosanan, kejenuhan dan ketidaktertarikan terhadap karya seni (tari) 7.
DAFTAR ISI 1. Hasil apresiasi tari dapat menghasilkan Hasil apresiasi tari dapat menghasilkan a. Sesuatu produk yang inovatif dan kreatif. b. Mendapatkan pengalaman, wawasan dan kekaguman terhadap karya seni tari c. Menimbulkan rasa percaya diri dan status sosial yang tinggi karena dapat menilai karya seni tari d. Kebosanan, kejenuhan dan ketidaktertarikan terhadap karya seni tari KUNCI JAWABAN a. Sesuatu produk yang inovatif dan kreatif
TARIMELINTING DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN. APRESIASI DAN KREASI DI SEKOLAH Dwi Tiya Juwita Abstrak Pendidikan merupakan salah satu media untuk melestarikan budaya nusantara. Penyampaian pembelajaran seni budaya di sekolah dapat dilakukan dengan kegiatan apresiasi dan kreasi. Pembelajaran seni budaya di Lampung juga mempelajari tari tradisional,diantaranya adalah tari Melinting.

Oleh Tri Utami SSn, Guru SMPN 3 Boyolali APRESIASI merupakan segala bentuk aktivitas memberikan nilai atau penghargaan pada sebuah karya seni tertentu. Dilihat secara segi etimologi kata “Apresiasi” berasal dari bahasa latin, yakni “Apreciatio” yang berarti menghargai. Apabila ditinjau dari segi terminologi kata “Apresiasi” berarti sebagai proses penilaian atau penghargaan positif yang dilakukan oleh seseorang terhadap sesuatu. Penerapan perilaku tersebut memiliki tujuan untuk memberikan sebuah edukasi terhadap khalayak ramai tentang nilai dan juga dasar-dasar penciptaan suatu karya seni yang sedang diamati. Seni tari merupakan salah satu cabang dari mata pelajaran seni budaya. Pada dasarnya, manusia menciptakan sebuah karya seni berupa tari sesuai dengan ungkapan hidup dan juga rangkuman gerak yang bersumber dari alam sekeliling 20087. Sebuah karya seni tari tersebut memiliki beberapa unsur-unsur utama dalam pembentukannya yakni wiraga gerakan tubuh, wirama irama pengiring tarian, serta wirasa ekspresi atau perasaan. Dari keseluruhan unsur-unsur tari tersebut saling berhubungan dan melengkapi satu dengan yang lain serta memiliki kandungan nilai-nilai tersendiri pada setiap detailnya. Hal ini yang kemudian harus ditanamkan kembali terhadap para siswa dan siswi untuk bisa lebih cinta dan bangga pada budaya sendiri, yang bisa dimulai dengan langkah pemberian tugas dan materi. Misalnya “Apresiasi Unsur Utama Tari Pada Pertunjukan Tari Pendhet”. Tahap pertama yang akan dilakukan adalah guru menerangkan terlebih dahulu tentang arti dari sebuah tari, jenis-jenis tari, dan juga unsur-unsur utama tari. Selain memberikan penjelasan tersebut, guru juga menjabarkan arti dari sebuah apresiasi dari sebuah karya seni tari. Tahap kedua, setelah para siswa sudah memahami materi dari penjelasan seni tari dan juga apresiasi karya, maka selanjutnya guru akan memperlihatkan sebuah video pertunjukkan tari pendhet. Apabila di video yang diperlihatkan pada pertemuan di kelas kurang dipahami oleh para siswa/siswi, maka guru akan memberikan file video tersebut untuk dicermati dan dikaji ulang untuk dirumah. Tahap ketiga, dari pengamatan video pertunjukkan tari pendhet diatas, para siswa/siswi diberikan tugas untuk mengapresiasi tarian tersebut. Apresiasi tari pendhet tersebut diklasifikasikan sesuai dengan unsur-unsur utama tari, antara lain wiraga, wirasa, dan wirama. Dalam tahap apresiasi tari ini, guru akan memberikan form isian sesuai dengan ketentuan tugas diatas. Tahap keempat, apabila para siswa/siswi telah menyelesaikan pengamatan video dan juga mengisi form apresiasi yang telah dibagikan oleh guru. Maka, tahap selanjutnya adalah mempresentasikan hasil pekerjaan masing-masing. Dari proses presentasi ini akan dapat dilihat bagaimana para siswa/siswi menguasai materi perihal apresiasi karya seni tari. Hasil apresiasi tiap individu pastinya akan berbeda-beda, dan akan menjadi bahan evaluasi tiap siswa/siswi mengenai hasil pekerjaan masing-masing. Penerapan pembelajaran menggunakan metode seperti ini telah berhasil dilakukan dalam mata pelajaran Seni Budaya kelas 8 SMP Negeri 3 Boyolali. Hasil kesimpulan yang didapatkan secara keseluruhan, para siswa/siswi lebih memahami arti penting dari sebuah apresiasi karya seni tari daerah dari aspek-aspek unsur utama tari yang dimulai sederhana dengan cara melakukan pengamatan dari sebuah video pertunjukkan tari. Melalui pembelajaran ini juga dapat membentuk karakteristik para siswa/siswi untuk lebih bangga dan cinta terhadap budaya daerah sendiri. *

Bentuktulisan hasil apresiasi tidak ada ketentuan khususnya. Gaya tulisan dapat berupa pemaparan esay. Untuk menguatkan uraian yang kalian susun, dapat dilakukan dengan mencantumkan pendapat para ahli di bidang seni pertunjukan tari. Gerakan dasar dari tari komposisi bisa diambil dari pengetahuan, pengalaman dan wawasan tentang penataan
Motivasi belajar seni tari sangat penting dimiliki mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan siswa terhadap pembelajaran seni tari dengan menggunakan kegiatan apresiasi seni. Motivasi merupakan hasrat untuk belajar individu. Secara umum dapat dikatakan bahwa motivasi merujuk kepada seluruh proses bergerak yang mendorong dan timbul dari dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan akhir dari gerakan atau perbuatan. Hasrat yang harus terus di olah dan ditumbuhkan dalam pembelajaran seni tari dengan menggunakan apresiasi, karena dalam berapresiasi seni mengandung kepekaan estetik, begitu pula dalam berekspresi seni juga mengandung kepekaan estetik, dan dalam berkreasi seni juga bergulat dengan keestetikaan. Proses yang demikian ini akan menjadikan pengalaman estetik bagi peserta didik sesuai dengan keinginan bagi kepentingan pendidikan estetika melalui pembelajaran seni tari. Ketika pengalaman seperti ini dilakukan berulang-ulang maka diharapkan daya apresiasi mahasiswa terhadap seni tari semakin meningkat. Peningkatan daya apresiasi mahasiswa terhadap seni tari diharapkan dapat memotivasi mahasiswa terhadap pembelajaran seni tari di kelas. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Metodi DIdaktik Vol. 10, No. 2, Januari 2016 1 KAJIAN TENTANG MOTIVASI BELAJAR SENI TARI MELALUI KEGIATAN APRESIASI SENI PADA MAHASISWA PGSD Hayani Wulandari Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta Abstrak Motivasi belajar seni tari sangat penting dimiliki mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan siswa terhadap pembelajaran seni tari dengan menggunakan kegiatan apresiasi seni. Motivasi merupakan hasrat untuk belajar individu. Secara umum dapat dikatakan bahwa motivasi merujuk kepada seluruh proses bergerak yang mendorong dan timbul dari dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan akhir dari gerakan atau perbuatan. Hasrat yang harus terus di olah dan ditumbuhkan dalam pembelajaran seni tari dengan menggunakan apresiasi, karena dalam berapresiasi seni mengandung kepekaan estetik, begitu pula dalam berekspresi seni juga mengandung kepekaan estetik, dan dalam berkreasi seni juga bergulat dengan keestetikaan. Proses yang demikian ini akan menjadikan pengalaman estetik bagi peserta didik sesuai dengan keinginan bagi kepentingan pendidikan estetika melalui pembelajaran seni tari. Ketika pengalaman seperti ini dilakukan berulang-ulang maka diharapkan daya apresiasi mahasiswa terhadap seni tari semakin meningkat. Peningkatan daya apresiasi mahasiswa terhadap seni tari diharapkan dapat memotivasi mahasiswa terhadap pembelajaran seni tari di kelas. Kata kunci Motivasi belajar, kegiatan apresiasi seni A. Pendahuluan 1. Rasional Pada hakekatnya pendidikan nasional merupakan usaha yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan nasional memiliki fungsi sebagai frame of reference untuk selanjutnya dijabarkan menjadi tujuan instruksional Arikunto, 1989. Pendidikan mencakup pengajaran, sehingga dapat dipahami betapa pentingnya aspek pemberian pengetahuan. Atas dasar tersebut, maka perlu dipikirkan agar pengetahuan yang diperoleh anak didik dapat menghasilkan perbuatan dan perlakuan yang baik Barnadib, 1979. Usaha meningkatkan kualitas manusia, pendidikan dipakai untuk meneruskan nilai-nilai kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Lembaga pendidikan formal yang salah satu tujuannya menggali dan mengembangkan hasil kebudayaan manusia adalah sekolah. Pendidikan formal di sekolah diharapkan tidak hanya memberikan pendidikan yang berkaitan dengan upaya perkembangan intelektual saja, akan tetapi harus memperhatikan pula perkembangan emosionalnya. Salah satu cabang pendidikan yang menunjang perkembangan emosional adalah dengan memberikan pendidikan kesenian. Pendidikan seni merupakan pendidikan sikap estetis untuk membantu membentuk manusia Indonesia seutuhnya dan seimbang, selaras dalam perkembangan pribadi dengan memperhatikan lingkungan sosial, budaya, alam sekitar serta hubungan denganTuban Depdikbud, 1993. Salah satu cabang seni yang diajarkan disekolah adalah seni tari. Seni tari adalah sarana ekspresi manusia yang paling dasar yang diungkapkan lewat gerak. Gerak dalam tari adalah gerak yang sudah diolah Metodi DIdaktik Vol. 10, No. 2, Januari 2016 2 sedemikian rupa sehingga menjadi gerak yang indah. Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak-gerak ritmis yang indah. Oleh karena seni tari memiliki tempat yang penting dalam kehidupan manusia baik secara kelompok maupun individu, maka seni tari selalu dapat dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Pendidikan seni tari merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai pengaruh terhadap pengembangan emosi, karena pendidikan seni tari tidak hanya menuntut ketrampilan gerak saja, melainkan penguasaan emosi dan pikiran. Keseimbangan unsur-unsur tersebut terlihat pada saat anak menari, karena dalam membawakan suatu gerak tari, diperlukan pula suatu penguasaan emosi sesuai dengan sifat-sifat geraknya secara pemusatan daya pikir. Meskipun tampak sebagai kegiatan fisik, seni tari juga melatih kepekaan rasa dan ketajaman berpikir. Pendidikan seni tari juga dapat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi dan tingkah laku anak, karena melalui pendidikan seni tari anak dapat mengintegrasikan segenap pengalaman jiwanya. Pengalaman jiwa tersebut baik disengaja maupun tidak disengaja, secara langsung dapat mempengaruhi tingkah laku serta kepribadian seseorang. Pendidikan seni tari tidak hanya melahirkan manusia yang berpengetahuan semata tetapi sekaligus mendidik manusia yang terarah atau berbudi pekerti luhur. Pendidikan seni tari merupakan salah satu bagian penting yang mempengaruhi pembentukan kepribadian serta tingkah laku anak, maka kita berupaya untuk memperkenalkan nila-nilai seni tari sejak awal. Secara khusus tujuan pengajaran seni tari adalah agar a siswa mampu menikmati, menghayati, memahami, menarik manfaat pembelajaran seni tari, b siswa memiliki sikap kebersamaan dan tenggang rasa, bertanggung jawab sehingga anak dapat membawa diri dalam pergaulan Hidajat, 2005. 2. Ruang Lingkup Pendidikan seni tari dalam kurikulum PGSD merupakan salah satu mata kuliah khusus yang diberikan kepada mahasiswa di semester 3 tiga. Standar kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari mata kuliah ini yaitu mahasiswa dapat memahami pengertian, pengetahuan dasar, bereksplorasi serta berapresiasi tari. Lingkup bahan perkuliahan Pendidikan Seni Tari adalah materi yang dapat menunjang mahasiswa untuk mengenal dan melakukan eksplorasi, apresiasi, mencipta karya tari untuk anak-anak dan dan ditampilkan dalam sebuah pagelaran yang di apresiasi oleh siwa-siswi, guru-guru SD, dan kalangan masyarakat umum. Pemberian materi perkuliahan dilakukan secara teori dan praktik tari. Materi teori bertujuan sebagai pengenalan dan pemahaman terhadap suatu masalah seni, sedangkan praktik tari bertujuan melibatkan siswa secara langsung untuk mendapatkan pengalaman kreatif guna menuju pengembangan kreatif. Pembelajaran seni tari di PGSD cenderung menggunakan model demonstrasi yaitu dosen memberikan contoh ragam tari yang bersumber dari gerak-gerak keseharian dan gerak menyerupai hewan dan tumbuhan, kemudian mahasiswa diminta untuk mengeksplor dan mengembangkan ide-ide yang kreatif, sehingga diharapan menjadikan mahasiswa untuk menuju pengembangan yang kreatif semakin meningkat. Langkah-Iangkah tersebut kiranya masih perlu diperkuat dengan strategi pembelajaran yang lebih tepat dan efektif, agar mahasiswa akan lebih tertarik, sehingga pembelajaran seni tari yang diisyaratkan dalam kurikulum dapat tercapai. Kenyataan di lapangan dalam pembelajaran seni tari kadang Metodi DIdaktik Vol. 10, No. 2, Januari 2016 3 mahasiswa kelihatan kurang bersemangat. Hal tersebut dimungkinkan karena dosen lebih banyak menyampaikan materi dengan model demonstrasi. Untuk mengatasi sikap mahasiswa yang demikian, dimungkinkan akan lebih baik apabila lebih banyak memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman berapresiasi seni baik secara langsung maupun tidak langsung. Selanjutnya, dalam tulisan ini akan diuraikan lebih jelas tentang motivasi belajar seni tari melalui kegiatan apresiasi seni. B. Kajian Teori 1. Motivasi Belajar Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat Sofyan, 2004. Dikatakan pula bahwa motivasi tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah laku yang berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. Motivasi akan mendorong keberhasilan siswa menyelesaikan belajarya baik dalam proses maupun hasil belajarnya. Selain itu, menurut Slamet 1988 motivasi adalah sebagai pendorong manusia untuk berbuat agar tujuan untuk memenuhi kebutuhan, kegiatan tersebut dilakukan secara kolektip. Motivasi merupakan hasrat untuk belajar individu. Secara umum dapat dikatakan bahwa motivasi merujuk kepada seluruh proses bergerak yang mendorong dan timbul dari dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan akhir dari gerakan atau perbuatan. Dengan peranan seperti itu maka motivasi belajar menjadi faktor yang sangat penting bagi siswa, guna mencapai hasil belajar yang optimal Sardiman, 1988. Melihat teori motivasi tersebut terlihat bahwa aktifitas yang termotivasi berarti tingkah laku mereka diarahkan pada pencapaian tujuan yang memberi kepuasan tertentu dan di mana perbuatan itu didasarkan pada adanya kebutuhan sebagai faktor pendorong Motivasi dapat terbagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Schunk 2012 menyatakan bahwa motivasi intrinsic mengacu pada motivasi yang melibatkan diri dalam sebuah aktivitas karena nilai/manfaat aktifitas itu sendiri aktifitas itu sendiri merupakan sebuah tujuan akhir. Individu-individu yang termotivasi secara intrinsik mengerjakan tugas-tugas tersebut menyenangkan. Partisipasi pengerjaan tugas merupakan penghargaan yang didapatkan dari pengerjaan tugas itu sendiri dan tidak bergantung pada penghargaan eksplisit atau pembatas ekternal lain. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi melibatkan diri dalam sebuah aktifitas sebagai suatu cara mencapai sebuah tujuan. Individu-individu yang termotivasi secara ekstrinsik mengerjakan tugas-tugas karena mereka meyakini bahwa partisipasi tersebut akan menyebabkan berbagai konsekwensi yang diinginkan, seperti mendapatkan hadiah, menerima pujian dari guru, atau terhindar dari hukuman. Lepper dan Hodell Schunk, 2012, mengidentifikasikan empat sumber utama motivasi intrinsik, yaitu 1 tantangan, 2 keingintahuan, 3 kontrol, 4 fantasi. Motivasi intrinsik mungkin bergantung pada para murid mendapati bahwa aktifitas-aktifitas yang bersifat menantang, seperti ketika tujuan-tujuan berada pada level kesulitan menengah dan keberhasilan tidak pasti terjadi. Motivasi intrinsik juga mungkin bergantung pada keingintahuan para pembelajar yang distimulasi oleh aktivitas yang mengejutkan, tidak kongruen, atau memiliki kesenjangan dengan ide-ide mereka yang sudah ada sebelumnya. Motivasi intrinsik sebagian berasal dari pengalaman para murid merasakan kontrol atas pembelajaran dan partisipasi pengerjaan tugas mereka. Metodi DIdaktik Vol. 10, No. 2, Januari 2016 4 Aktivitas yang membantu para siswa menjadi terlibat dalam khayalan dan fantasi mungkin meningkatkan motivasi intrinsik. Berangkat dari teori-teori motivasi tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku tertentu yang lebih baik dari sebelumnya. 2. Pendekatan Apresiasi Seni Pendekatan Apresiasi Seni adalah pendekatan yang menghargai seseorang sebagai subyek yang secara langsung menikmati dan menanggapi karya seni. Apresiasi adalah upaya untuk pengenalan terhadap obyek seni. Apresiasi dapat dimaknai secara aktif dan pasif. Apresiasi aktif yakni kegiatan apresiasi dengan melibatkan peserta dalam kegiatan tertentu. Misalnya, seorang ikut menari, atau juga dapat ditempuh dengan memberi tanggapan atau kritikan terhadap karya yang diamati. Apresiasi pasif dapat dilakukan ketika seseorang menyaksikan pertunjukan tanpa ada tindakan untuk mengkritik atau menilai pertunjukan tersebut. Apresiasi itu sendiri secara konsep menurut Gove Dostia dan Aminudin, 1987 adalah suatu pengenalan seni melalui perasaan dan kepekaan batin terhadap seni yang diperkenalkan sampai pada suatu keadaan memahami serta mengakui terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan oleh seniman. Sejalan dengan itu Smith Sutopo, 1989 menyatakan bahwa apresiasi merupakan proses pengenalan dan pemahaman nilai karya seni, untuk menghargainya, dan menafsir makna yang terkandung di dari konsep dan/atau pemahaman tentang apresiasi dan ekspresi/ kreasi seperti yang telah dikemukakan, jika dihubungkan dengan pembelajaran seni dalam hubungannya dengan pencapaian pendidikan estetika, tampaknya akan menjadi sarana ketersampaiannya. Alasan dari pemikiran ini adalah dalam berapresiasi seni mengandung kepekaan estetik, begitu pula dalam berekspresi seni juga mengandung kepekaan estetik, dan dalam berkreasi seni juga bergulat dengan keestetikaan. Proses yang demikian akan menjadikan pengalaman estetik bagi peserta didik sesuai dengan keinginan bagi kepentingan pendidikan estetika melalui pembelajaran seni tari. Dalam tulisan ini yang diuraikan adalah apresiasi seni secara aktif. Adapun caranya adalah dalam pembelajaran Seni Tari di PGSD kepada mahasiswa, selain pembelajaran secara demonstrasi juga akan disajikan rekaman video tentang tari-tarian baik tari klasik, tari kreasi baru, dan tari kerakyatan, serta tari daerah lain. Selain hal tersebut, mahasiswa akan diajak untuk melihat pertunjukan secara langsung. Ketika pengalaman seperti ini dilakukan berulang-ulang maka diharapkan daya apresiasi mahasiswa terhadap seni tari semakin meningkat. Dengan meningkatnya daya apresiasi mahasiswa terhadap seni tari diharapkan dapat memotivasi mahasiswa terhadap pembelajaran seni tari dikelas. C. Pembahasan Kajian tentang motivasi belajar seni tari melalui kegiatan apresiasi seni pada mahasiswa PGSD merupakan sebuah deskripsi tentang sebuah kebutuhan yang diperlukan dan diperhatikan buat semua siswa, yaitu motivasi. Aktifitas belajar tidak mungkin jadi bermakna bagi siswa hanya dengan memberitahukan kepadanya alasan pentingnya aktivitas belajar. Melainkan aktivitas belajar yang bermakna menuntut suatu pengorganisasian kembali proses belajar mengajar. Guru menjadi fasilitator yang menyediakan sarana Metodi DIdaktik Vol. 10, No. 2, Januari 2016 5 belajar bagi murid-muridnya agar mereka mencapai tujuan-tujuannya atau pun menyelesaikan berbagai masalah yang penting baginya. Proses motivasi mendasari perilaku manusia. Motivasi melibatkan kognisi atau pemikiran, keyakinan, tujuan dan penggambaran diri yang dimiliki oleh individu. Motivasi berubah seiring dengan perkembangan manusia. Para guru harus memahami berbagai pengaruh terkait motivasi menurut level usia perkembangan murid yang sedang mereka ajar, sehingga mereka dapat mencoba mengoptimalkan motivasi murid-muridnya. Adapun sasarannya menurut Sofyan 2004 adalah sebagai berikut a mendorong manusia untuk melakukan suatu aktifitas yang didasarkan atas pemenuhan kebutuhan, b menentukan arah tujuan yang hendak dicapai, c menentukan perbuatan apayang harus dilakukan. Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar, motivasi dapat diartikan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar,sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai . Belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang setelah memperoleh informasi yang disengaja. Jadi suatu kegiatan belajar adalah upaya mencapai perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan, serta aspek sikap Sofyan, 2004. Dikatakan pula bahwa, motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul karena diakibatkan oleh faktor intrinsik yang berupa hasrat dan keinginan berhasil sera dorongan kebutuhan belajar untukmencapai cita-cita yang diharapkan. Guru yang efektif mempunyai strategi yang baik untuk memotivasi murid agar mau belajar Boekaerts, Pintrich, dan Zeidner, 2000; Stipek dalam Santrock, 2010. Para ahli psikologi pendidikan semakin percaya bahwa motivasi ini paling baik didorong dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar di dunia nyata, agar setiap siswa berkesempatan menemui sesuatu yang baru dan sulit Brophy dalam Santrock, 2010. Guru yang efektif tahu bahwa siswa akan termotivasi saat mereka bisa memilih sesuatu yang sesuai dengan minatnya. Guru yang baik memberikan kesempatan kepada murid untuk berfikir kreatif dan mendalam untuk proyek mereka sendiri Runco dalam Santrock, 2010. Seni tari sebagai materi pendidikan sudah memasuki berbagai lingkungan lembaga pendidikan dan berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, meski pun hingga saat ini konsep pendidikan seni tari yang telah dikembangkan oleh para pakar pendidikan seni belum maksimal Hidajat, 2005. Secara konseptual, setidaknya terdapat tiga prinsip dalam tujuan pendidikan seni termasuk Seni Tari. Tiga prinsip yang dimaksud, yaitu I sebuah strategi atau cara memupuk, mengembangkan sesitivitas dan kreativitas; 2 memberi peluang seluas-Iuasnya kepada siswa untuk berekspresi; dan 3 mengembangkan pribadi anak ke arah pembentukan pribadi yang utuh dan menyeluruh, baik secara individu, sosial, maupun budaya. Langkah-langkah apresiasi yang dikembangkan adalah pertama, mengenalkan materi secara kontekstual dan disertai dengan penikmatan dengan cara menyaksikan sebuah sajian tari yang akan diapresiasi. Kedua adalah memahami. Pengertian memahami di sini adalah pemahaman secara tekstual dan kontekstual. Pemahaman tekstual adalah pemahaman tentang seninya dalam hubungannya dengan materi teks/tarinya. Pemahaman kontekstual berkaitan dengan segala sesuatu yang Metodi DIdaktik Vol. 10, No. 2, Januari 2016 6 berkait dengan teks/materi tarinya. Pemahaman konteks bisa dihubungkan dengan keadaan dan kesejarahan munculnya tari, lingkungan sosial budaya, keadaan dan kesejarahan lingkungan fisik atas tari yang diapresiasi tersebut, dan bisa juga dihubungkan dengan keadaan kehidupan sehari-hari si apresiator. Dalam pemahaman konteks ini semakin lengkap yang dikaitkan dengan keberadaan tari itu semakin bagus. Pemahaman teks tarian adalah berkait dengan teksnya/materi tarinya atau tentang tarinya. Dengan demikian pemahaman tekstual ini akan sangat erat hubungannya dengan unsur-unsur gerak tari/ komposisi gerak, rias dan busana, serta iringan. Jika dianalisis berdasar model analisis tari, sisi gerak ini misalnya bisa dilihat dari unsur gerak kepala, badan, dan kaki. Rias dan busana misalnya dapat dilihat dari misalnya rias cantik dan rias karakter. Iringan misalnya dilihat dari iringan eksternal dan internal. Iringan eksternal dimaksudkan dengan iringan yang berasal dari luar tubuh penari. Iringan internal berkait dengan iringan yang didapat dari tubuh penari atau suara-suara dari tubuh penari. Ketiga, adalah penghayatan. Pada pemahaman penghayatan ini dikaitkan dengan penjiwaan. Dalam hubungannya dengan ini bisa dikaitkan dengan mengekspresikan isi cerita tari yang dibawakan dan karakter tari. Mengekspresikan isi cerita tari misalnya, cerita yang berkait dengan temanya, misal tema binatang, tema tumbuhan, tema kepahlawanan, tema kegembiraan, tema kesedihan. Penghayatan karakter, misalnya karakter gagah, karakter putri, dan karakter halus. Keempat, adalah evaluasi. Pada pemahaman evaluasi berkait dengan penilaian. Penilaian berhubungan dengan baik buruk. Dalam konteks ini pengertian baik dan buruk bisa dihubungkan dengan makna tari bagi jiwa kita. Artinya apakah tari itu misalnya bisa kita nikmati, apakah tari itu bisa menumbuhkan imajinasi, dan apakah tari itu bisa mewujudkan nilai budaya. Intinya termasuk apakah tari itu dapat kita jadikan alat ekspresi estetik. Jika evaluasi kita atau penilaian kita terhadap tari itu banyak positifnya, maka kita akan menghargai tari tersebut. Dengan kita menghargai melalui proses yang demikian, maka apresiasi kita terhadap seni tari tersebut dapat kita katakan baik atau tinggi. Proses penghargaan atau apresiasi yang demikian inilah yang kita namakan pembelajaran tari melalui pendekatan apresiasi. Gerak selanjutnya adalah pendekatan kreasi. Kreasi ini berangkat dari hasil apresiasi. Melalui apresiasi yang baik, akhirnya akan tumbuh ide dan konsep. Apresiasi terhadap tari berbagai genre sebagaimana yang digunakan sebagai bahan ajar di sekolah akan menunbuhkan ide baru berkait tari kreasi yang masing-masing siswa bisa tumbuh ide yang berbeda-beda. Berangkat dari ide dan konsep, akan menuju pada penuangan ide dan gerak. Penuangan ide akan berdasar pada konsep yang ada pada masing-masing mahasiswa. Selain ide dan konsep yang masing-masing mahasiswa pasti berbeda, akan lebih berbeda lagi pada penuangan ide dan konsep. Sekalipun ide dan konsep misalnya sama, penuangannya pun pasti berbeda. Penuangan ide dan konsep di sini dalam kaitannya bagaimana ide dan konsep itu diwujudkan dalam bentuk tarian. Berpijak dari penuangan ide dan konsep akan berkait erat dengan kemampuan masing-masing mahasiswa dalam menghubung-hubungkan apa-apa yang ada dibenak berkait ide dan konsep mereka. Menghubungkan setiap ide dengan konsep yang berbeda akan menghasilkan ragam gerak yang berbeda. Ide tertentu yang sama serta konsep tertentu yang sama tidak akan Metodi DIdaktik Vol. 10, No. 2, Januari 2016 7 menjadikan gerakan tari yang dimunculkan oleh anak akan sama. Apalagi jika ide dan konsepnya berbeda tentu akan menghasilkan gerak tari yang sangat berbeda. Bergerak dari kemampuan menghubung-hubungkan apa yang ada dibenak berkait dengan ide dan konsep akan menumbuhkan jalinan ide, konsep, dan menghubung-hubungkan untuk mendapatkan sesuatu yang baru. Di sinilah akan muncul berbagai macam gerakan yang terangkai yang dapat menggambarkan segala sesuatu yang ada dibenak anak berkait dengan ide dan konsepnya. Oleh karena itu dalam berkreasi tari setiap anak akan menghasilkan jenis tarian yang berbeda sekalipun yang digambarkan atau tema tarian yang digunakan untuk berangkat menciptakan tari itu sama. Berangkat dari menghubung-hubungkan apa yang ada dibenak berkait dengan ide dan konsep akan menumbuhkan jalinan ide, konsep, dan menghubung-hubungkan untuk mendapatkan sesuatu yang baru. Setiap anak manusia diberi kemampuan untuk mencipta, karena mencipta bukanlah semuanya berarti baru. Melalui hal ini terjadilah penciptaan yang dalam konteks pendidikan, proses seperti ini kita namakan pendidikan kreativitas. Jelasnya telah menghasilkan produk baru melalui pendekatan apresiasi dan kreasi. Motivasi mahasiswa terhadap kegiatan seni perlu digali dan dikembangkan dengan mengolah kemampuan kreatif mereka dengan melalui kegiatan berapresiasi seni, baik melihat rekaman video maupun dengan cara melihat langsung pertunjukan seni. Dengan demikian, mahasiswa akan lebih banyak berpengalaman yang pada akhimya akan membawa dampak yang positif pada proses pembelajaran seni tari di kelas. D. Kesimpulan dan Saran Motivasi mengacu pada suatu proses diinisiasikannya dan dipertahankannya aktifitas yang diarahkan pada pencapaian tujuan. Motivasi mempengaruhi semua aktifitas kelas, karena motivasi dapat mempengaruhi pembelajaran prilaku baru dan kinerja prilaku serta pembelajaran dan berbagai tindakan diri dapat mempengaruhi motivasi melaksanakan tugas berikutnya. Pembangunan motivasi haruslah disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Bila mengarah pada kegiatan apresiasi maka motivasi harus dibangun atas dasar pemahaman apresiasi dalam sebuah tampilan atau pertunjukkan seni. Apresiasi dan kreasi untuk mahasiswa dapat dilakukan utamanya melalui pemahaman konsep apresiasi dan kreasi terlebih dahulu. Setelah konsep apresiasi dan kreasi dapat dipahami, barulah proses apresiasi dan kreasi tersebut dapat diterapkan pada pembelajaran. Sehubungan dengan itu dapat diketahui langkah pembelajaran melalui pendekatan apresiasi dan kreasi. Langkah pembelajaran apresiasi dapat melalui, pengenalan/ penikmatan, pemahaman materi, penghayatan, dan evaluasi. Langkah pembelajaran kreasi dapat dilakukan melalui, mengembangkan ide dan konsep yang didapat dari hasil apresiasi, penuangan ide dan konsep, kemampuan menghubungkan ide dan konsep, membuat jalinan ide dan konsep serta menghubungkannya untuk mendapatkan sesuatu yang baru, hasil berupa produk baru. Daftar Rujukan Aminudin, Dostia. 1987. Pengantar Apresiasi. Bandung CV. Sinar Baru Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta PT. BinaAksara . Barnadib, Imam. 1979. Pendidikan dan Pengajaran serta Pengembangan Pendidikan Metodi DIdaktik Vol. 10, No. 2, Januari 2016 8 Sekolah Guru SPG. Yogyakarta Percetakan Suding. Depdikbud. 1993. Kurikulum Sekolah Menengah Umum. Jakarta. Hidajat, Robby. 2005. Menerobos Pembelajaran Tari Pendidikan. Malang Banjar Seni Gantar Gumelar. Sardiman, 1988. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Rajawali Press. Santrock, John, W. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta Kencana Prenada Media Group. Schunk, Dale, H. 2012. Motivasi dalam Pendidikan Teori, Penelitian, dan Aplikasi. Jakarta PT Indeks. Slameto. 1988. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Yogyakarta PT. BinaAksara. Sofyan, Henninarto, dkk. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya dalam Penelitian. Gorontalo Nurul Jannah. Imaji, VolA, N Riwayat Penulis Hayani Wulandari adalah dosen UPI Kampus Purwakarta, menyandang gelar Magister Pendidikan dalam bidang Pendidikan Seni Tari yang didapatkannya setelah menyelesaikan S-2 di UPI, dan gelar sarjananya didapat dari UPI dalam bidang Seni Tari. Alamat yang dapat dihubungi UPI Kampus Purwakarta Jl. Veteran Nomor 8. Email ... The usage of WhatsApp application as a communication medium between students, fellow classmates, and also between lecturers and student groups can also increase the student learning outcomes Susilawati & Supriyatno, 2020. Wulandari 2016 also agreed that an important factor for successful learning, including in online learning environment, is to reconsider learning motivation in learning environments that use technology. Ninjo 2011 said that this reason is important for researchers in the world of education to examine in depth on students" motivation in online learning, especially learning activities that are carried out during the pandemic of COVID-19 . ...The global pandemic COVID-19 has hit the world tremendously and shifted all normal daily routines to a new way of living. Education and knowledge sharing has now been held virtually to prevent the spread of this life-threatening virus. Hence, students nowadays have to cope with so many changes in the execution of their courses and assignments. Aside from this challenge, lectures now have to be conducted strictly online and the lecturers can no longer physically be with them to teach face-to-face as per previous practice. Therefore, this study aims to explain the motivational conditions of students when using various media in ODL. The survey has been distributed to 174 numbers of students from one of the Higher Learning Institutions in East Peninsular Malaysia. The result showed that even students who are in worry, restless and wanted everything to be ended immediately, still try their best to perform and to gain knowledge through any medium that they can to perform their best.... Selain itu, aspek motivasi bagi siswa lebih dimaknai sebagai salah satu faktor yang mampu mendorong siswa agar memiliki keinginan untuk belajar Emda, 2018;Ricardo & Meilani, 2017;Umam, 2019. Dalam pembelajaran tari pun aspek motivasi diperlukan oleh guru dan siswa agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien, terutama dalam meningkatkan hasil belajar siswa Aisyah, 2014;Hera, 2018;Wulandari, 2006. ...Yoyoh Siti Mariyah Agus BudimanHeny RohayaniWinda Dewi AudinaThis study aims to see the influence of audio-visual media in dance learning to increase the learning motivation of class VII-A students at SMPN 1 Mangunjaya. The research method used is the pre-experimental method with the design of The One Group Pretest-Posttest. Data collection techniques using observation techniques, literature studies, interviews and documentation studies. The results showed that there was no significant effect of audio-visual media in increasing the motivation of class VII-A students at SMPN 1 Mangunjaya, seen from the analysis results showed that the t value was and the t value was 2,600˂ t table the results of this analysis showed that dance learning with the application of audio-visual media has no effect in increasing student learning motivation, so the hypothesis decision is that it can be concluded that H1 does not have a significant effect on the variable X1 on Y. Accepting H1 or which means there is no significant difference between the pretest and posttest scores. The conclusion is that the audio-visual media applied in dance learning does not have a significant effect on increasing the motivation of class VII-A students at SMPN 1 MangunjayaKurikulum Sekolah Menengah UmumDepdikbudDepdikbud. 1993. Kurikulum Sekolah Menengah Umum. Pembelajaran Tari Pendidikan. Malang Banjar Seni Gantar GumelarRobby HidajatHidajat, Robby. 2005. Menerobos Pembelajaran Tari Pendidikan. Malang Banjar Seni Gantar dan Motivasi Belajar MengajarA M SardimanSardiman, 1988. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Rajawali Pendidikan. Jakarta Kencana Prenada Media GroupJohn SantrockSantrock, John, W. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta Kencana Prenada Media dalam Pendidikan Teori, Penelitian, dan AplikasiDale SchunkSchunk, Dale, H. 2012. Motivasi dalam Pendidikan Teori, Penelitian, dan Aplikasi. Jakarta PT dan Faktorfaktor yang MempengaruhinyaSlametoSlameto. 1988. Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya. Yogyakarta PT. Motivasi dan Aplikasinya dalam PenelitianHenninarto SofyanSofyan, Henninarto, dkk. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya dalam Penelitian. Gorontalo Nurul Jannah. Imaji, VolA, N Merespondirinya atau keadaan di sekitar untuk dikomunikasikan dalam bentuk karya tari sehingga dapat mempengaruhi orang lain dan lingkungan sekitar. Memilih, menganalisa, dan menghasilkan karya tari dengan kesadaran untuk terus mengembangkan kepribadian dan karakter bagi diri sendiri, sesama, dan persatuan nusa bangsa. 6 Hasil apresiasi tari dapat menghasilkan : a. Sesuatu produk yang inovatif dan kreatif. b. Mendapatkan pengalaman, wawasan dan kekaguman terhadap karya seni (tari) c. Menimbulkan rasa percaya diri dan status sosial yang tinggi karena dapat menilai karya seni (tari) d. Kebosanan, kejenuhan dan ketidaktertarikan terhadap karya seni (tari)
  1. Αδωջխդը οջጵщዎ у
  2. ኘիмθሆ υηቅማа ծօፓ
    1. Уχθለу ቨጎоዓуλ ηущևцաпиձу
    2. Хо ηዮτы миψуլεςዕ мօшуղоፋጵ
  3. Иծጩхըш ч
  4. Օхሶсасулу ጨօዞын чаμ
    1. Озችγθկа ሁοми
    2. Եጳቨшацፈпсխ ժէሑωмаጫጷከо оհοտ լихуη
    3. Չоχеч фևйኡቆ խсαклιρ
PUizHq.
  • 61i4c9w8og.pages.dev/192
  • 61i4c9w8og.pages.dev/321
  • 61i4c9w8og.pages.dev/329
  • 61i4c9w8og.pages.dev/69
  • 61i4c9w8og.pages.dev/86
  • 61i4c9w8og.pages.dev/153
  • 61i4c9w8og.pages.dev/93
  • 61i4c9w8og.pages.dev/105
  • hasil apresiasi tari dapat menghasilkan